Karena sudah malam dan waktu pulang yang bersamaan dengan pengunjung lain, saya tidak bisa memilih. Yang tersedia hanyalah taxi S, itupun cuma 1 unit. Ya terpaksa saya naik juga.
Baru masuk mobil, saya sudah disambut dengan aroma bau rokok. Mungkin rokoknya pak sopir. Sementara AC mobil yang kurang terasa dingin baru dihidupkan saat mobil berangkat. Dan itu pun tidak banyak membantu menghilangkan aroma tersebut.
Tentu hal ini tidak akan pernah saya temui bila menggunakan taxi B. Karena kalau itu terjadi, penumpang bisa menyampaikan "keluhan" kepada perusahaan yang bersangkutan dengan menyebutkan data, antara lain nomor lambung mobil.
Dengan tarif yang sama, tentu saya lebih suka menggunakan taxi B meski perilaku layanan pengemudi taxi B nggak beda alias sama pleg dengan taxi S.
Saya jadi ingat dengan pak sopir taxi B yang mengantar saya berangkat. Sebelum 10 bulan bergabung dengan taxi B, pak sopir mengaku pernah bekerja di taxi S, tanpa menyebut berapa lama dan saya juga nggak tanya.
Ternyata ada juga persamaannya antara taxi B dan taxi S, yakni perilaku pengemudi dalam melayani tamu / penumpang. Surabaya, 24 September 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar