Setetes embun di pagi hari
Menyongsong datangnya sinar mentari
Dengan ketulusan dan kerendahan hati
Ijinkan kami mohon maaf di hari yang fitri
Setetes embun di pagi hari
Menyongsong datangnya sinar mentari
Dengan ketulusan dan kerendahan hati
Ijinkan kami mohon maaf di hari yang fitri
L |
autan manusia dengan membawa beberapa tas dan berbagai barang bawaan tanpa ada yang mengomando, berbondong-bondong menyerbu terminal bus dan stasiun kereta api. Ini bukan aksi unjuk rasa, tetapi sebuah kejadian rutin yang dapat kita jumpai setiap tahun menjelang hari lebaran. Gelombang mudik lebaran mengalir demikian hebatnya seperti air bah yang tak tertahankan lagi. Orang rela berebut dan berdesakan dalam kendaraan umum. Harga tiket yang melambung berlipat-lipat tak jadi soal, asalkan mereka bisa sampai di kampung pada saat Lebaran.
Mengapa mereka ngotot untuk mudik di waktu lebaran?
Di kampung pada masa Lebaran orang dapat menemukan banyak hal yang tidak mereka temukan di
Budaya kita yang senantiasa menganjurkan sikap hormat dan menjunjung tinggi orang tua juga ikut menciptakan semangat mudik ini. Dengan pulang kampung mereka bisa menemukan kehangatan berjumpa dengan keluarga, terutama bagi yang masih mempunyai orang tua. Sedang bagi orang tuanya yang sudah meninggal dunia mereka akan berziarah ke makam orang tua dan leluhurnya, serta bersilaturahmi dengan sanak keluarganya.
Bagi orang-orang kecil yang sepanjang kehidupannya dihimpit berbagai tekanan, lebaran di kampung memberi makna kembali kehadirannya sebagai manusia. Eksistensinya sebagai manusia seakan mereka temukan kembali walaupun itu hanya beberapa hari. Demi menemukan eksistensi diri yang hilang itulah mereka rela berebut dan berdesakan dalam kendaraan umum. Tak lupa pula baju baru dan oleh-oleh yang cukup banyak juga menjadi “suatu kewajiban” bagi mereka yang mudik lebaran. Nampaknya hal itu juga akan menunjukkan eksistensi diri bagi mereka karena akan menjadi simbol kesuksesan mereka di
Ironisnya tidak semua orang bisa mewujudkan hal tersebut dengan mudah terutama bagi yang elit (ekonomi sulit). Di antara mereka tidak sedikit yang tetap memaksakan diri untuk bisa memenuhi “kewajiban” itu. Sehingga demi mendapatkan uang dalam tempo singkat mereka menempuh alternatif dengan cara mencari pinjaman (hutang) atau pergi ke pegadaian (baik yang resmi maupun yang gelap) untuk menggadaikan barang berharga yang masih dimilikinya agar dapat mudik di waktu lebaran. Namun begitu lebaran telah usai, sekian banyak tanggungan hutang akan menghantui kehidupannya.
Mudik waktu lebaran memang telah menjadi tradisi yang tidak begitu saja bisa diubah. Atau barangkali memang tidak perlu diubah dan tidak perlu dihilangkan, karena memang sudah merupakan hak setiap orang untuk pulang kampung. Yang perlu dihilangkan adalah dampak negatif yang timbul dari mudik di waktu lebaran itu sendiri. Setuju?
Foto 1 |
Seperti biasa saat kita hendak membayar barang belanjaan di kasir Carrefour, petugas kasir akan menawarkan isi pulsa ulang dan juga tas plastik Green Bag, untuk tempat belanjaan kita. Demikian juga yang saya alami di Carrefour BG Junction Surabaya pada 20 Maret 2008. Kali ini petugas kasir juga melakukan hal yang sama, tapi saya tolak karena memang tidak berminat. Namun mbak di kasir ini menjelaskan bahwa tas kresek putih bertuliskan Carrefour dengan logo berwarna biru dan merah sudah tidak ada. Stok kresek dibatasi dan customer disarankan untuk membeli Green Bag atau barang belanjaan akan dimasukkan dalam kardus (tidak dijelaskan gratis atau harus beli).
Menurut mbak kasir, Green Bag ini bisa dipakai lagi waktu kita berbelanja di Carrefour. Sambil mendengarkan penjelasannya, pandangan saya tertuju ke kasir lain. Ternyata di kasir lain masih memberikan kresek putih untuk tempat belanjaan. Saya protes ke mbak kasir tempat saya mau membayar, yang dijawab bahwa stok kreseknya sudah habis.
Karena kecewa, saya batalkan semua belanjaan. Saya pikir toh masih banyak tempat belanja (hypermarket / supermarket) lain yang tidak mengharuskan customernya membeli tas plastik sebagai tempat belanjaan.
Dari petugas di bagian informasi saya mendapat keterangan bahwa kebijakan ini mulai diberlakukan awal bulan ini (Maret). Hal ini juga dalam rangka mengurangi biaya operasional Carrefour. Kalau memang kebijakan pihak manajemen seperti itu, sekalian aja diberi pengumuman kalau mau belanja ke Carrefour agar membawa tas kresek sendiri dari rumah.
Saya belanja ke Carrefour karena kebetulan berada di kawasan tersebut, bukan memburu harga yang katanya murah. Faktanya, harga di Carrefour tidak lebih murah dari tempat lain. Sebagai contoh harga jambu biji merah di Carrefour Rp. 12500 per kilogram, di hypermarket lain tidak lebih dari sepuluh ribu rupiah.
Kalau digembar gemborkan barang di Carrefour lebih murah dari pasaran, itu hanya untuk barang tertentu dan saat-saat tertentu saja. Maka dengan membeli Green Bag (sebagai pengganti tas kresek putih) yang mungkin lebih dari satu, apa harga yang harus kita bayar masih tetap murah. Bisa-bisa kalau dijumlah justru kita harus membayar lebih mahal karena ada biaya tambahan untuk Green Bag. Sama juga bohong dong. Ternyata kita diakali juga. Hal ini mungkin yang tidak pernah disadari customer.
Prostat. Kata ini sering dikaitkan dengan penyakit yang menjadi momok bagi kaum pria dewasa. Yang dikatakan sakit prostat sebenarnya adalah membengkaknya prostat. Dalam dunia kedokteran disebut hyperplasia. Namun masyarakat awam biasa menyebutnya prostat.
Prostat sendiri sebenarnya bukanlah penyakit. Menurut Prof Dr. Sunaryo Hardjowijoto, dalam buku Benigna Prostat Hiperplasia, prostat adalah suatu organ yang terdiri dari komponen kelenjar, stroma dan muscular. Kelenjar ini mulai tumbuh pada kehamilan umur 12 minggu karena pengaruh dari hormon androgen yang berasal dari testis janin. Ukuran rata-rata prostat pada pria dewasa adalah lebar antara 3-4 cm, panjang 4-6 cm dan tebalnya antara 2-3 cm. Letak organ ini melingkar di leher kandung kemih dan pangkal penis. Prostat membalut saluran kencing atau uretra bagian bawah menyatu dengan saluran sperma yang mengalir dari kedua buah zakar.
Munculnya resiko terserang penyakit ini seiring dengan bertambahnya usia. Semakin bertambah usia semakin tinggi pula resiko terserang prostat. Pada Laporan Khusus majalah Trubus edisi 26 September 2006 disebutkan, pria usia 50 tahun, risiko terserang prostat 50%, sementara pria berusia 60 tahun, resiko terserang 60%.
Gejala Prostat antara lain bisa dikenali dengan tidak lancarnya air kencing yang keluar disertai rasa nyeri. Hal ini disebabkan membesarnya kelenjar prostat yang mengakibatkan uretra tertekan sehingga urine sulit keluar dan menumpuk di kantong kemih. Jika aliran urine kurang dari 10 cc per detik disebut prostat. Idealnya, minimal 15 cc per detik.
Dalam dunia kedokteran dikenal ada 2 hiperplasia: jinak disebut benigna prostat hipertropi alias tumor prostat; dan yang ganas disebut karsinoma prostat atau kanker prostat. Karsinoma prostat itu yang berpotensi metastesis atau menyebar ke bagian tubuh lain, termasuk mengeroposkan tulang.